:: tlp 62 8000 xxx email: min5bna@gmail.com admin@min5bandaaceh.com
Maklumat Madrasah
Selasa, 11 Feb 2025
  • Selamat Kepada MIN 5 Meraih JUARA UMUM Aceh Science Olympiad 2025 Seprovinsi Aceh

Menasah Tuha Ulee Kareng

Sejarah Singkat Menasah Tuha

ampong Ie Masen Ulee Kareng – salah satu destinasi yang patut Anda kunjungi yaitu Masjid Tuha Ulee Kareng. Letaknya di Desa Ie Masen, Kecamatan Ulee Kareng.

Hanya berjarak sekitar seratus meter dari Simpang Tujuh. Tak jauh dari warung kopi Solong, persisnya di belakang MIN Ulee Kareng. Lokasinya yang sangat strategis memudahkan wisatawan yang ingin datang ke masjid.

Masjid ini dibangun oleh Habib Abdurrahman bin Habib Husein Al Mahdali pada abad ke-18. Ulama yang dikenal dengan sebutan Habib Kuala Bak U ini seorang ulama dari Hadramaut, Yaman. Ia bersama saudaranya Habib Abu Bakar Balfaqih (Teungku Dianjong) datang ke Banda Aceh untuk berdakwah.

Tiba di Banda Aceh, Habib Kuala Bak U memilih tempat dakwahnya di Desa Ie Masen Ulee Kareng. Sedangkan saudaranya Teungku Dianjong di Desa Peulanggahan. Mereka sama-sama membangun masjid sebagai pusat dakwahnya.

Masjid Tuha Ulee Kareng hingga saat ini masih berbentuk seperti awal mula dibangun. Aristekturnya mirip seperti masjid Teungku Dianjong Peulanggahan, tetapi berukuran lebih kecil. Hanya ada sedikit renovasi, yaitu lantai keramik, dinding beton pembatas setinggi satu meter, dan atap seng.

Atapnya bertingkat dua. Terdapat rongga ventilasi di antara kedua atap tersebut. Membuat angin dengan mudah berlalu-lalang. Memberi kenyamanan tersendiri saat berada di dalam masjid.

Masjid tua ini disangga 12 tiang. Kayu-kayu penghubung antartiang diukir dan terdapat kaligrafi Arab. Di belakang masjid terdapat area perkuburan. Di situlah Habib Kuala Bak U dan keturunannya dimakamkan.

Namun masjid ini tidak lagi difungsikan sebagai tempat untuk salat berjamaah. Namun, aktivitas lainnya seperti pengajian di malam hari dan mingguan masih berlangsung di sini. MIN Ulee Kareng juga menggunakan masjid ini sebagai tempat belajar diniyah bagi para murid.

Dengan nilai historisnya itu, tak heran bila banyak wisatawan luar yang bertandang ke sini. Misalnya para wisatawan dari Malaysia, Turki, dan Arab.

Mengunjungi masjid ini akan membangkitkan semangat relijius sekaligus memberikan sensasi klasik melalui detail bangunannya. Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan momen tersebut

 

sumber:https://www.bandaacehtourism.com/destinasi/masjid-dari-abad-ke-18/#.XcoxYi2B01I